Powered By Blogger

Selasa, 22 Maret 2011

Sekolah Para "Pemimpin" di Gunung Tembak



 
Sabtu, 15 Januari 2011 
Hidayatullah.com -- Ramai menyeruak di ballroom Hotel Bintang Jl Jenderal Sudirman, Klandasan, Balikpapan, Kalimantan Timur, akhir Juli tahun lalu. Pagi  itu, pukul 09:00 WIB,  tampak wajah Walikota Balikpapan H Imdaad Hamid, Plt Dinas Pendidikan Kota Balikpapan Ir Sri Wahyuningsih, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia Satria Dharma, Ketua Asah Pena Balikpapan Hj Arita Rizal Effendi, dan Ketua BMH Balikpapan Mustakim. Ratusan hadirin dan undangan memadati ruangan.
Hari itu diresmikan  “Sekolah Pemimpin Hidayatullah” (SPH), sekolah gratis dengan sistem boarding school yang diperuntukkan bagi anak anak dari keluarga miskin yang dikelola oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Kota Balikpapan.

“Saya sangat mengapresiasi dan mendukung dibukanya Sekolah Pemimpin ini. Ini terobosan yang bagus dan patut didukung,” kata Walikota dalam sambutannya.

Walikota berpesan, murid murid yang diterima di Sekolah Pemimpin adalah benar benar yang termasuk dalam data keluarga miskin, dan berharap agar pengelola bersungguh sungguh mewujudkanya sebagai proyek sekolah percontohan yang bisa diterapkan di kota kota lainnya.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia Satria Dharma yang juga konsultan pendidikan Sekolah Pemimpin, menjelaskan Sekolah Pemimpin Hidayatullah (SPH) yang berlokasi di Komplek Pesantren Hidayatullah, Gunung Tembak,  Balikpapan,  ini dikhususkan bagi siswa-siswa miskin bertekad menjadi sebuah sekolah yang paling bermutu, dengan guru-guru paling cerdas dan berbakat.

Selain itu, SPH juga dirancang dengan fasilitas yang paling lengkap, kurikulum paling modern, dikelola secara profesional, dan dibiayai sepenuhnya oleh masyarakat Balikpapan.
Gratis tapi Tetap Berkualitas
Konsultan SPH, Satria Dharma mengatakan, SPH diharap menjadi sekolah pertama di Balikpapan yang memiliki indoor sport facilities yang lengkap dan akan dapat menjadi kebanggaan semua warga Balikpapan. 
“Ini memang ide yang ambisius dan belum pernah dicobakan, tapi jelas bisa diaplikasikan," ungkapnya, optimis.

"Sekolah Pemimpin Hidayatullah" adalah ‘brand’ dari sebuah sekolah madrasah tsanawiyah (MTs) yang dikelola oleh Pesantren Hidayatullah Balikpapan.   SPH adalah sekolah berasrama (boarding) gratis, termasuk konsumsi sehari hari peserta didik.  SPH percaya bahwa kecerdasan akademik yang dikejar-kejar oleh sekolah pada umumnya bukan satu-satunya  tujuan yang hendak dicapai.

Menurutnya,  hasil survei yang dilakukan The National Association of Colleges and Employers, USA, bahwa kemampuan akademik yang ditunjukkan oleh besarnya Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menempati posisi ke 17 dari 20 faktor yang memengaruhi sukses seseorang dalam berkarier. Artinya, kesuksesan dalam hidup dan karier bukan satu-satunya ditentukan oleh kecerdasan akademik yang selama ini diagung-agungkan oleh hampir semua sekolah.

Soft skill seperti kemampuan berkomunikasi, integritas dan kejujuran, kemampuan bekerjasama, kemampuan intra-personal dan etika justru secara berurutan menempati posisi lima besar faktor penunjang kesuksesan.
"Ketrampilan-ketrampilan inilah yang hendak dikembangkan oleh SPH," terang Satria Dharma.

Dengan demikian, kata Satria, SPH tidak lagi hanya menitikberatkan kepada pengembangan hard skills tetapi lebih menggali dan mengembangkan soft skills para peserta didik. SPH mendisain kurikulum dan aktivitas pembelajarannya untuk menggali dan mengembangkan kemampuan fisik, intelektual, sosial-emosional, dan spiritual peserta didiknya.

Seluruh kemampuan tersebut didesain sedemikian rupa sehingga terintegrasi antara satu dengan yang lainnya, bukan merupakan kemampuan dan aktivitas yang terpisah. Pembelajaran di sekolah dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi wadah kehidupan nyata para peserta didik. Mereka akan dilatih untuk membuat proyek (merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi), bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesama siswa atau dengan kelompok siswa lain.

"Mereka juga diajar untuk mengatasi konflik dengan menggunakan problem solving approach," lanjut Satria.

Kurikulum Terintegrasi

Satria Menjelaskan, SPH mengembangkan kurikulum pembelajarannya dengan pendekatan-pendekatan terkini dengan memanfaatkan teknologi. Pembelajaran berbasis teknologi bukan saja karena teknologi sudah menjadi tuntutan kebutuhan peserta didik, tetapi juga dimaksudkan untuk mendidik mereka menjadi pembelajar mandiri. Perkembangan teknologi tentu saja membawa dua akibat yang menyertainya; akibat positif dan negatif.

Oleh karenanya, peserta didik juga harus dibekali pemahaman tentang bagaimana memanfaatkan teknologi secara bertanggung jawab sehingga mereka mampu memanfaatkan perkembangan teknologi secara arif.

Saat ini, semua siswa SPH sedang dilatih untuk memanfaatkan internet dan secara rutin membuat jurnal harian yang kemudian disimpan dalam flashdisc pribadi yang juga disediakan secara gratis. SPH bahkan memiliki BTS mini yang bisa membuat semua guru dan siswa mengakses internet melalui wifi di sekitar lingkungan asrama dan sekolah. Tapi SPH juga telah membuat beberapa penyesuaian sehingga tak ada situs porno yang bisa lolos.

SPH juga menerapkan pendekatan pembelajaran dengan active learning yang kelak mendorong peserta didik untuk aktif dan lebih kreatif. SPH memasilitasi peserta didik dalam menemukan potensi diri dan mengembangkannya secara maksimal. Pengembangan potensi ini tentu saja membutuhkan perlakuan yang berbeda-beda pula karena memang setiap individu adalah unik.

Strategi pembelajarannya menggunakan konsep multiple-intelligences. Lingkungan sekolah yang berada di pesantren dengan etos disiplinnya sangat mendukung pendekatan pembelaran yang diterapkan.

Bagaimana dengan fasilitas? Kegiatan belajar mengajar akan didukung oleh fasilitas yang memadai sehingga memungkinkan terjadinya pengembangan kemampuan peserta didik secara optimal. Fasilitas pendukung yang memadai ini diperlukan untuk pengembangan kemampuan baik akademik, seni, olahraga, dan bidang-bidang lainnya.

Bahkan untuk menunjang pengembangan kemampuan di bidang olahraga, SPH akan memiliki beberapa trainer khusus untuk bidang sepakbola, beladiri, baris berbaris, dan berenang.

Salah satu siswa, Yusuf Harbi, 12 tahun yang duduk di kelas 1 Tsanawiyah, mengaku kerasan bersekolah di SPH. Alasanya, karena banyak teman, suasan belajarnya enak, dan pengasuhnya baik baik. “Sabun mandi, odol, buku, spenser, semua ada. Kita tinggal sekolah,” kata Yusuf.

Pengasuh Asrama Santri, Supardin, 20 tahun, mahasiswa STIS Balikpapan yang baru bertugas 8 bulan di SPH, meski gajinya hanya 50 ribu per-bulan, ia mengaku sangat menikmatinya. Selain untuk menambah pengalaman dalam mendidik anak, ia pun menganggap pekerjaan itu sebagai amanah yang harus dijalankan. “Banyak santri yang tidak punya orang tua, ini membuat saya harus lebih serius dan perhatian,” katanya.

Pesantren Hidayatullah Balikpapan yang membawahi sekoolah ini, baru-baru ini masuk sebagai nominator pertama peraih award Yayasan Pendidikan Terbaik tahun 2011. Pagelaran ini bertajuk Kaltim Education Award 2011 yang digelar Dewan Pendidikan Kaltim bersama dengan Dinas Pendidikan Kaltim dan PGRI Kaliamntan Timur. Program ini adalah bagian dari HUT Provinsi Kalimantan Timur.

Acara puncak penyerahan penghargaan direncakanan dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2011 di Grand Ball Room Hotel Senyiur Samarinda.

“Ada tiga yayasan yang masuk nominator. Dari penilaian secara umum 14 kota di Kaltim, kita dinilai termasuk yang menonjol” jelas Kepala Departemen Pendidikan Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan, Hamka Lathief,. [Abdus Syakur, Ainuddin Chalik/hidayatullah.com]
Rep: Ainuddin Chalik
Red: Administrator

Tidak ada komentar: